Saturday, July 14, 2012

Lintasan Hati

Di awal dini hari, di sela mengerjakan tugas konsbang 1 yang berkali-kali ku tunda

Ternyata, sampai hari ini pun hatiku masih sering bertanya-tanya
Begitu banyak prasangka dalam hati ini ketika menjalani hari-hari
Tapi hanya dalam hati, kini
Ketika dulu selalu lepas kontrol terungkap secara lisan,
Namun sekarang akau belajar untuk hanya menyimpannya sendiri
Bukankah itu memang fitrah manusia kan ya, punya berbagai prasangka
Ketika ingat kisahnya Abu Huzaifah, sahabat Rasulullah, begitu pula beliau dulu
Akan tetapi ya mungkin indahnya apa yang Alloh berikan kepada kita
Toleransi akan lintasan-lintasan di hati
Yang bahkan malaikat pun tak berhak mencatatnya
Ketika terlintas suatu rasa sedih..kagum..lelah..maupun bahagia yang membuncah,
Simpanlah ia..simpan dalam laci hati
Kalaupun sudah tidak muat, ungkapkan sedikit, ya..sedikit saja

Akan terasa disana manisnya perjuangan menjaga perasaan dan hati
Terutama untuk orang melankolis, ini..
Pun ketika ada ribuan tanya melintas dalam benak kita,
Biarkan..biarkan ia mengalir deras dalam pikiran
Sampai ketika tenang terasa, barulah perlahan dijawab satu per satu dengan amal
Bukankah hanya menimbulkan kesia-siaan ketika kita hanya sibuk bertanya?
Satu amal sepertinya akan lebih berharga daripada puluhan tanya tanpa terjawab
Dan, hanya ingin berucap pada diri,
El..setiap hal tidak akan dibebankan di luar batas kemampuan diri kita, kok
Hanya bagaimana kita mampu memanagenya, sehingga semua dapat berjalan dengan lancar
Lebih banyak, yang jauh mempunyai amanah yang lebih berat daripada kamu
So, bersabarlah, keep silent…just do it for Alloh
do and give the best, then let Alloh give the rest. SEMANGAAAAATTTT :D

Thursday, July 12, 2012

Apa misimu?












"if we are realize that
WE ARE ON A MISSION
we must keep
THE MISSION ON"






An Old of Beauty

What a nice adventure! :D
Hunting foto-foto di Kota Tua Semarang.


An Old of Beauty


Sebuah Konsep Ummah

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, dan nasehat-menasehati dalam kesabaran.”
Membangun masyarakat yang benar-benar ideal memang selalu menjadi harapan bagi setiap pemerintahan di suatu wilayah. Menetapkan kriteria masyarakatnya maupun model-model manusia yang menghuni wilayah tersebut tentu saja menjadi langkah awal, sebagai acuan untuk kemudian mewujudkan masyarakat yang benar-benar ideal.
Akan tetapi bukan hal yang mudah untuk mewujudkan masyarakat ideal sesuai harapan. Tidak ada sebuah keinginan besar yang bisa dicapai langsung cepat seperti instan. Karena tentulah memerlukan konsep yang jelas, perencanaan, targetan-targetan, dan tujuan berjangka panjang. Misalnya saja disini kita ambil contoh Indonesia.
Kondisi masyarakat di Indonesia belum bisa dikatakan ideal. Di beberapa hal masih banyak yang perlu diperbaiki maupun dirombak, diatata ulang dari awal lagi. Entah itu yang masih perlu diperbaiki dari sisi kesejahteraannya, moralnya, pendidikan, dsb.
Untuk itulah disini penulis berusaha merumuskan beberapa hal untuk pada akhirnya bisa membentuk masyarakat yang benar-benar ideal, dan pada akhirnya mendekati masyarakat Madinah yang madani dan munawwarah. Yaitu dengan melalui beberapa pertanyaan yang nantinya menggiring ke sebuah konsep, yaitu menuju ke masyarakat yang benar-benar berislam secara seutuhnya.
Pertama, yang kita butuhkan, kenapa kita harus membentuk masyarakat yang ideal? Nah, karakter-karakter atau bentuk manusia atau hal-hal apa saja yang harus dimiliki setiap individu di dalamnya? Jangan pernah lupakan juga, untuk nantinya bisa menuju masyarakat yang ideal itu tahapan-tahapan seperti apa sih yang harus dilalui? Hingga kemudian yang terakhir, masyarakat yang ideal dari sudut pandang Islam itu yang seperti apa?

Mengapa kita harus membentuk masyarakat?
Masyarakat, adalah unsur paling penting dan mendasar dalam mengukur kehebatan suatu negara atau kemajuan suatu zaman. Dan kalau dipikir oleh orang awam sekalipun, untuk apa suatu bangsa atau negara menjadi hebat dan makmur tanpa ada orang yang menikmatinya? Kemudian, bagaimana membangun suatu wilayah tanpa ada masyarakat di dalamnya? Bukankah masyarakat alias penduduk adalah salah satu pra-syarat membentuk suatu negara?
Masyarakat merupakan modal dasar, SDM yang akan membangun, sekaligus yang menjadi tolok ukur perkembangan nantinya. Dalam hal ini, kita ingin membentuk dari sudut pandang Islam, yaitu membentuk masyarakat yang benar-benar Islam ada pada dirinya. Sehingga nantinya ketika jiwa Islam sudah benar-benar terpatri dalam jiwanya, pesona Islam akan kembali bangkit menuju ke masa kejayaannya membentuk lagi khilafah Islamiyah.
Karakter muslim
Seorang muslim yang diharapkan dapat membangun kembali kejayaan Islam adalah muslim yang memilki ciri diantaranya berdasarkan buku “Delapan Mata Air Kecemerlangan” adalah:
1.       Konsep diri yang jelas dan kuat
Yaitu menghindarkan diri dari sifat taqlid buta. Disini kita membangun kesadaran yang mempertemukan antara kehendak Alloh dengan kehendak-kehendaknya. Ada ruang unik pribadi namun mampu bersanding dengan idealisme Islam serta realitas kemampuan pribadinya. Selalu pertahankan optimisme dan kegembiraan jiwa sehingga menjaga keistiqomahan dari azzam.
2.       Keluhuran sifat
Musthafa Shadiq Ar Rafi’I berkata, “Seandainya filosof terbesar di dunia diminta untuk meringkas solusi problematika kemanusiaan dalam dua kata, niscaya dia tidak akan mengatakan lebih dari dua kata ini: keteguhan akhlak.”
3.       Kontribusi
Adanya kita dalam lingkungan social tidak boleh terhenti pada tahap partisipasi. Harus ada usaha yang lebih jauh yaitu berkarya yang maksimal di luar dari kompetensi inti kita, untuk bersama-sama menuju tujuan.
Setelah mempunyai kriteria seperti apa masyarakat atau individu di dalamnya, yang patut kita persiapkan dan perhatikan selanjutnya adalah proses apa saja yang harus dilewati menuju masyarakat yang kita harapkan.
                Proses tersebut dimulai dari lingkup terkecil kemudian menuju ke lingkup yang lebih besar. Yaitu:
1.       Memenuhi perkara-perkara penting namun terlihat simple, yaitu memperhatikan hak-hak orang-orang di sekeliling kita.
2.       Menjauhi perkara-perkara yang diharamkan.
3.       Menumbuhkan jiwa kepemimpinan sejak masih kecil.
4.       Memperhatikan bagaimana kita menunaikan amanah.
5.       Mensyukuri setiap nikmatNya.
6.       Mengingat hakikat manusia.
Proses tersebut terlihat simple, namun ketika benar-benar ditanamkan di dalam hati, maka akan bisa memunculkan masyarakat dengan individu-individunya yang kuat dalam azzam, ibadahnya lurus, berhati ikhlas, dan mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan umat.

“Dan sungguh telah kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulisi dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasannya bumi ini dipusakai oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.” (Al-Anbiya : 105)

Keep Smiling

Tak semua kata dapat tersampaikan
Tak semua angan bisa dicapai
Tak semua rasa dapat terungkapkan
Tak semua perhatian dapat tercurahkan
Karena memang kita diberi ketidak-semua-an itu
Jika bertanya kenapa,
Menurutku jawabnya agar kita terus mencari
Makna dibalik kata yang tak terungkapkan,
Makna dibalik angan yang belum tercapai, dan semua…
Apa gunanya kita punya harapan dan doa kalau semua sudah perfect?
Tidak akan seindah pencarian kita
Nikmatilah, pasti akan lebih indah dibanding perfect itu
Dimana ada harap, asa, dan perjuangan
Menari-nari di tiap semangat,
Begitu hidup di sepertiga malam terakhir kita
Everything will be okey in the end,

Saturday, July 7, 2012

Ila Ayyi Syai’in Nad’un-Naas

"Ingatlah... Kita dimanapun, kapanpun, dalam posisi apapun, selalu membawa risalah dakwah.
Yuk, positive thinking! Alloh sesuai dengan persangkaan hambaNya."

“Ila Ayyi Syai’in Nad’un-Naas” (kepada apa kita menyeru manusia)

Terkadang ketika kita mengingatkan kawan tentang sesuatu, ternyata tidak sampai dengan tepat. Bisa jadi ada miskom, karena beda frekuensi dan kondisi. Tujuan hidup manusia ada 4 golongan:
1. Orang yg hanya ingin bersenang2 (QS Muhammad:12)
2. Orang yg hanya ingin berhias, berdandan, mengumpulkan kekayaan (QS Ali Imron:14)
3. Orang yg hanya menyebarkan fitnah dan menebar keburukan (QS Al Baqoroh: 104-105)
4. Orang yg menunutun manusia pd jalan yg benar, menyinari hati dengan cahaya Islam (QS al Hajj:77-78) --> menyembah Alloh, jihad yang sebenar-benarnya

Hanya sedikit orang yang mau untuk istiqomah dengan tujuan hidup no.4, maka kita diminta untuk berlindung kepada Alloh.

QS At Taubah -->Alloh telah membeli dari setiap mukmin harta dan diri mereka
Dakwah yg kita jalani adalah dakwah Islamiyah, yaitu dasarnya dan inti serta caranya tidak lepas dari norma-norma Islam untuk ketentraman dan ketenangan hidup. Yaitu al Qur’an dan As Sunnah. Cek sejarah…kita lihat di Palestina sana, di negeri-negeri jauh sana dimana berdakwah harus berjuang dengan sebenar-benarnya penuh pengorbanan yang lebih dibanding kita yang ada disini. Janji alloh..

janji Alloh itu pasti, kawan!

QS Al Baqoroh:257 dan QS Al Hajj:47 -->ayat senjata ketika sedang krisis keyakinan ^^

Tujuan dakwah ini…menerangi seluruh dunia dengan nur Islam dengan membawa kebaikan

Ketika rasanya begitu berat, dengan berbagai macam qadhaya… QS Al Muzammil:

Realita, apakah muslimin yang sekarang dekat dengan Al Qur’an atau malah jauh? Maka tuntutan kita sebagai seorang da’I adalah menyampaikan sesuai dengan kapasitas kepahaman kita.

Mereka adalah rahib di malam hari, dan penunggang kuda di siang hari…tidak meninggalkan kewajiban sosialnya…jadi keinget kredo gerakan KAMMI.

Perbaikan tujuan dakwah kita karena QS Muhammad:7
Kekuatan yg terpenting:
- Spiritual
- Akhlaq
- Aqidah
- Fikrah
- Loyalitas
- Dsb.
Walaupun dengan semua rintangan ini…tapi memang jalan inilah yang harus kita pilih untuk membangun kembali kejayaan umat.

dan ingatlah... bukan apa saja yg dakwah telah berikan kepada kita, tetapi apa saja yang telah kita berikan kepada dakwah. Karena kitalah yang membutuhkan dakwah. If we are realize that we are on mission, we must keep the mission on (Almh. Ust. Yoyoh Yusroh).

Memaknai Tarbiyah #2

Tarbiyah itu luas. Mungkin sudah tau sendiri, ya. Ketika mendengar kata tarbiyah, yang terlintas pada benak rata-rata orang yang mengenalnya secara kontekstual, adalah pendidikan. Seperti yang ada di Universitas-universitas Islam, Fakultas Tarbiyah adalah fakultas khusus untuk ilmu kependidikan. Mengingat kata pendidikan pun, yang ada dalam bayangan adalah belajar..di ruangan kelas..ada guru atau dosen..ada mata pelajaran atau mata kuliah..STOP!!! Tarbiyah atau pendidikan bukan sekedar itu, kawan!  Buatku, tarbiyah itu lebih kepada membaca. Ibukku selalu bilang, “Inget potongan Q.S. Al-‘Alaq ayat pertama: Iqra. Bacalah. Bacalah tak sekedar sebuah buku di tanganmu. Tapi bacalah alam, bacalah sekelilingmu. Semua di sekitar kita adalah tempat dan proses belajar”.