Tuesday, October 25, 2016

Yuk, Menabung!

Masih ingat lagu jaman kecil anak 90-an dulu?
Kalau nggak salah...

Bang bing bung yok..kita nabung!
Bang bing bung yok..kita nabung!
Bang bing bung yok..jangan dihitung,
Tau-tau kita nanti dapat untung!

Yeay..emang bahagianya anak jaman 90-an, banyak lagu yang memang cocok buat anak usianya. Nggak kayak jaman sekarang..miris. Tapi bukan itu highlight-nya sih. Yang namanya menabung, kita merelakan sesuatu untuk saat itu, untuk nanti diambil untungnya kemudian hari. Apalagi menabung kebaikan, pasti kelak suatu saat akan tergandakan jadi amalan yang lebih banyak, in sya Allah
Yak, kembali pada topik me-na-bung. Jadi, sudah lebih dari satu bulan ini Allah kasih keluarga baru, dengan ukhuwah yang hangat pula. Keluarga Relawan Nusantara Semarang. Tapi posisi aku dan beberapa kawan yang lain, masih sebagai calon relawan. Nah, karena itu kami melalui beberapa tahap. Salah satunya OJT dengan salah satu programnya Menabung (Menebar Nasi Bungkus).

Menebar Nasi Bungkus

Program ini awalnya diinisiasi oleh kawan-kawan Relawan Nusantara Semarang. Namun akhirnya sekarang menjadi program nasional Relawan Nusantara di semua daerah di Indonesia. Hari wajibnya adalah setiap Jumat ba'da shubuh. Untuk Semarang juga dilakukan di Sabtu dan Ahad malam. Program Menabung ini yang menjadi sasaran adalah para pemulung, tunawisma, tukang becak atau sopir yang sudah nampak sepuh, pengemis, dan penyapu jalanan. Biasanya kami punya titik kumpul, kemudian berbagi spot-spot pembagian menabung.
Ada bermacam rasa dan cerita pastinya yang berbeda setiap hari. Banyak yang tertangkap mata dan telinga kami. Dari mulai ruhul istijabah dan bersabar saat mengumpulkan pasukan menabung, belum lagi bersahabat dengan dingin malam dan juga gerimis hujan. Bahkan pernah qadarullah bensin habis di tengah jalan saat menabung, jadi harus menuntun beberapa kilometer untuk mencari bensin malam-malam sambil tengok kanan kiri siapa tahu ada tuna wisma atau siapapun yang membutuhkan pengganjal perut malam itu. Syukurlah partner menabung malam itu, Mbak Amalia bercanda, "Nggak papa. Udah lama aku nggak jalan-jalan malam kok, apalagi malam minggu gini. Hehe".
Ada juga antara sedih dan bersyukur. Masih ada ya, yang hanya sekedar makan malam saja kesusahan untuk memperolehnya. Padahal lebih seringnya di kosan anak-anak pada bingungnya, malam ini enaknya makan apa ya? Makan dimana ya? Belum lagi yang hobi malam mingguannya nongkrong di kafe, mengeluarkann beribu-ribu rupiah hanya untuk sekedar apalah. Bersyukur kita ada tempat tidur hangat, bersih, berselimut. Makan juga alhamdulillah tercukupi. Hmm..
Ini jugalah salah satu alasan aku mendaftar jadi calon relawan nusantara. Satu hal saja. Aku ingin melunakkan hati. Entah dari saat menjadi perantara berbagi, atau saat mendengar cerita kawan-kawan baru yang semangatnya luar biasa, dan banyak lagi. Karena sesungguhnya hati ini pun punya kecenderungan menjadi keras. Jadi teruslah berdzikir, bersyukur, dan melangkahkan diri di setiap kesempatan kebaikan untuk terus melunakkan hati ini. Jazakumullah khoir kawan-kawan relawan! Tetap semangat, bahagiakan ummat!


Foto Waktu Orientasi Relawan

Habis Diklat 2 Penanganan Kegawat Daruratan
Ada yang ikut Program Cek Kesehatan SD Juara Semarang

Menebar Nasi Bungkus

No comments: